Posts

Nasib Wartawan Media Lokal, Tanggung Jawab Siapa?

Image
  "Dari kecil saya ingin jadi wartawan. Nggak nyangka secepat ini bisa jadi wartawan. Nggak apa-apa masih wartawan daerah Sumbar dulu, saya senang bisa menjadi wartawan." ungkapnya. Daffa merupakan seorang wartawan daerah Sumatera Barat. Wartawan merupakan profesi yang ia impikan sejak kecil, tanpa ia duga, Daffa sudah mulai menggeluti profesi tersebut sebelum dirinya memperoleh gelar sarjana. Usai mengungkapkan antusiasnya terhadap profesi tersebut, Daffa menyesalkan berbagai hal yang ia temui di industri media lokal. “Saya lelah menjadi wartawan di daerah." Ungkap Daffa. Lelaki berambut keriting itu menceritakan bagaimana ia sering mengalami penundaan pencairan upah, kontrak yang tidak jelas hingga target berita yang banyak setiap harinya. “Seharusnya kami diupah setiap bulan. Tetapi setelah bangun, jatuh sampai mogok kerja, upah saya belum juga cair, kemudian setelah tiga bulan menunggu upah, saya memutuskan untuk berhenti. ” Terang pria berkacamata tersebut. Ia juga

Berdamai dengan Kata 'Murahan'

Image
Murahan, menurutku kata tersebut dibebankan kepada perempuan saja. Lihat saja, di sekitar lingkungan perempuan. Kalau kau tak menutup kulitmu serapat kain kafan, kau akan dituding sebagai barang obral. Anehnya, kenapa barang obral dan murahan itu identik dengan perempuan saja? Murah dan mahalnya perempuan biasanya dinilai dari seberapa kulitmu tertutup, seberapa susah dan payahnya kau diajak menjalani hubungan dengan lelaki, seberapa sulitnya kau diajak tidur. Semakin kulitmu tertutup dan sulit diajak berhubungan artinya semakin mahal. Oiya! Jangan lupa kau juga harus menjaga selaput daramu agar tak robek supaya harga dirimu tinggi! Memangnya perempuan memang dirancang untuk jadi mahluk yang diisolasi? Dan layak dihakimi jika berpakaian terbuka, dan mudah berbaur dengan lawan jenis? Inilah mengapa aku tidak menilai berharganya diriku dari konstruksi sosial tolol yang aku sebutkan tadi. Lihatlah nestapa hidup para penyintas gara-gara dikatai mahluk 'murahan' Sebagai penyintas ya

Mengenal Budaya Keberagaman Gender Lewat Novel Tiba Sebelum Berangkat

Image
    Tiba Sebelum Berangkat merupakan  karya yang masuk ke dalam posisi lima besar Kusala Sastra Khatulistiwa 2018. Ditulis oleh Faisal Oddang dan diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia pada tahun yang sama. Novel ini menceritakan sejarah pembantaian para bissu pada tahun 1950-an di Sulawesi Selatan.    Kisah dibuka dengan kepiluan yang dialami seorang tahanan bernama Mapata. Mapata merupakan salah satu warga suku bugis asli serta seorang mantan bissu. Dia ditahan oleh oknum yang memberantas penganut kepercayaan selain dari yang diakui oleh undang-undang. Oknum tersebut menuding Mapata terlibat dalam pemberontakan tahun 1950.   Selama ditahan Mapata melewati proses interogasi yang sadis dan memilukan. Melalui interogasi tersebut Mapata mengisahkan kembali masa lalunya serta konflik panas yang terjadi di tahun 1950. Di mana pada waktu itu terjadi pemberontakan oleh DI/TII yang ingin mendirikan negara Islam. Saat itu dipimpin oleh Kahar Muzakkar. Selain itu, Perselisihan DI/TII den

Ada-ada Saja

Image
Gambar hanya pemaniz Ku terbangun dengan kesadaran yang membebani pelupuk mata  Bisakah kita kehilangan kesadaran setahun saja? Siapa juga yang mau ada? Entah kehendak siapa, aku tiba-tiba ada Tuhan ada-ada saja, mencipta manusia tak ada guna Macam diri ini yang sulit tuk dewasa Usia puluhan tahun, tapi tak mampu apa-apa Makan saja masih disuapi mama papa Walau tak mampu apa-apa, setidaknya aku masih mampu mencinta Cinta akan dunia dan seisinya Bohong kalau kau bilang tak cinta dunia Akupun cinta dunia, oksigen misalnya Kalau tak cinta dunia, apa guna hidup diberi macam-macam makna Macam-macam makna yang belum tentu ada  Kalau tak cinta dunia, lebih baik mati saja Barangkali di surga tak ada apa-apa

Salah Kaprah dalam Mengamalkan Sustainable Living

Image
  (Sumber foto: Pixabay.com) Hari demi hari dilalui di bumi, makin lama makin menyengat kulit, dan memeras keringat manusia. Kata Laporan iklim tahunan yang terbaru, 93 persen kemungkinan terjadinya rekor suhu terpanas di Bumi pada 4 tahun yang akan datang. Air sungai tak lagi jernih gara-gara pencemaran, daratan jadi rawan banjir akibat aliran mereka tersumbat sampah mahakarya manusia, serta sakit alam lainnya. Bukan hanya karena bumi semakin tua, tetapi juga dipengaruhi manusia, yaitu makhluk kingdom animalia yang jumlahnya paling banyak di bumi. Dari beberapa masalah yang saya paparkan di atas, banyak usaha mulai dilakukan manusia untuk menjaga sumber daya alam tetap lestari untuk generasi selanjutnya. Mulai dari melakukan penghijauan lewat penanaman pohon, melakukan daur ulang dan lain sebagainya. Dan yang paling populer di kalangan muda-mudi adalah sustainable living atau gaya hidup ramah lingkungan. Inilah yang akan saya bahas! Apa itu sustainable living ? Kalau bahasa Indonesia

Seks bukan Hanya Obrolan Laki-laki

Image
  (Sumber foto: Flickr.com) "Ngomongin ngewe ntar di- ewe nangis," dan komentar semacamnya kerap saya jumpai ketika saya atau perempuan lainnya bicara atau bercanda mengenai seks. Entah kesimpulan dari mana kalau perempuan bicara seks dianggap mau diperkosa? Seharusnya budaya macam ini patut kita kritisi bahwa ada ketidaksetaraan gender dalam kebebasan berpendapat. Alasan mengapa saya membahas ini, sebab menurut saya masih jarang dibahas. Dan banyak perempuan di sekitar saya yang enggan membicarakan seks dan tubuh mereka hanya karena takut dianggap perempuan nakal. Bermula dari pengalaman saya ketika baru menginjak belasan tahun dan ingin mengetahui bagaimana perempuan lain menyiasati perubahan fisik berupa rambut-rambut yang tumbuh di ketiak dan vagina. Alih-alih berbagi pengalaman justru teman-teman saya malah malu-malu kucing sambil membelokan topik pembicaraan. Sejak itulah saya berpikir, memang tidak boleh ya perempuan membicarakan seks? Saya jadi ingat kalau sedari kec

Menggali Sebab Ketidakadilan Gender

Image
    Gender dan jenis kelamin merupakan dua hal yang berbeda. dua hal ini sering disalahpahami. Perlu diketahui bahwa jenis kelamin atau seks merupakan perbedaan biologis yang terjadi antara perempuan dan laki-laki. Sedangkan gender merupakan perbedaan peran laki-laki dan perempuan yg dipengaruhi oleh konstruksi sosial. Menurut Mansour Fakih peran pada individu dapat saling dipertukarkan antara cara laki-laki dan perempuan bersikap. Gender juga tidak bersifat kodrati, dapat berubah dan dapat dipertukarkan pada manusia satu ke manusia lainnya tergantung waktu dan budaya setempat. (Barker, 2008:) . Gender dapat diartikan sebagai perbedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan ditinjau dari segi nilai dan tingkah laku. Ini berarti perbedaan sikap dan tingkah laku pada jenis kelamin merupakan rekayasa masyarakat atau konstruksi sosial. Sebagaimana pendapat Mansour Fakih mengenai gender Bahwa gender dapat dipertukarkan sifatnya. Saya setuju dengan pendapat ini karena kepribadian ses