Mengapa tidak perlu menjadi diri sendiri?

 Jadilah diri sendri mungkin sering kita temui saat mendengar motivasi, meminta nasehat teman dan lain sebagainya. Sebenarnya apa sih makna jadi diri sendiri itu, menurut pengalaman Saya jadi diri sendiri sering dimaknai dengan menunjukan sifat serta perilaku seseorang yang sebenarnya.
 Namun apakah dengan menjadi diri sendiri kita dapat
mendapatkan apa yang kita inginkan? Apakah dengan menjadi diri sendiri Kita dapat diterima dalam suatu lingkungan serta hubungan?
 Ketika Kita menemui lingkungan baru misalnya terjadi perubahan
domisili atau tempat tinggal dari lingkungan budaya yang satu kepada
lingkungan budaya yang baru yang berbeda. Lalu ketika Kita membutuhkan
sesuatu dari seseorang, apakah Kita tetap menjadi diri sendiri? Bukankah Kita akan cenderung melakukan berbagai usaha agar mendpatkan apa yang
dinginkan?
 Saat berada di lingkungan baru, bertemu orang baru, Kita cenderung
menyesuaikan diri meskipun terkadang tidak suka, hal tersebut dapat dijelaskan oleh Teori Akomodasi Komunikasi, teori ini dikembangkan oleh Howard Giles. 
 Dasar teori ini terletak pada ide bahwa orang menyesuaikan (atau mengakomodasi) gaya bicara mereka satu sama lain. Teori ini juga berkaitan dengan hubungan antara bahasa, konteks, dan identitas.
 Contoh kasusnya Mbak Orchid adalah orang dengan suku bangsa Jawa, namun Ia kuliah di Universitas Andalas yang budaya dan bahasanya Minang,
Mbak Orchid mengalami cultural shock. Mau tidak mau Mbak Orchid harus mempelajari bahasa Minang agar mempermudah Mbak Orchid dalam berkomunikasi dan berinteraksi sosial. 
 Selain adaptasi yang dilakukan secara terpaksa seperti di atas contoh lainnya sebagai
berikut Ais memiliki kebiasaan cara berkomunikasi yang tidak ramah dan ceplas-ceplos dalam bicara. Namun ketika ingin meminta bantuan kepada senior, Ais mengubah cara bicaranya dengan basa-basi yang didahului sapaan ramah.
 Bukan hanya itu dalam hubungan pra-pacaran alias Pdkt (pendekatam) teori akomodasi ini juga berlaku. Ketika Kita tertarik atau suka kepada seseorang, tanpa disadari Kita mengulik-ngulik mencari hal-hal yang doi sukai, sehingga tiba-tiba secara spontan Kita berusaha menjadi seseorangbyang doi sukai misalnya saat individu B tau jika si A menyukai sejarah, si B secara spontan akan bertingkah seolah tertarik dengan sejarah. 
  Sehingga dapat diasumsikan bahwa Akomodasi lebih sering dilakukan secara tidak sadar.
 Tapi dalam penerapannya ngga selamanya akomodasi komunikasi nih selalu bersifat konvergen alias otomatis menyesuaikan diri dengan
perbedaan yang didasari oleh motif seperti contoh di atas yang dapat disebut bentuk adaptasi konvergen. Akomodasi dapat juga ditandai dengan reaksi
usaha salah satu pihak untuk menjauh karena adanya perbedaan yang terjadi, reaksi tersebut dapat disebut bentuk adaptasi divergen.
 Maksud bentuk adaptasi divergen ini bukan berarti meniadakan respon atau feedback, melainkan usaha untuk menjauhi konteks pembicaraan, bahkan individu. 
 Contohnya ketika sedang berbicara dengan
sahabat, ketika sahabat Kita membicarakan kebijakan nasional misalnya dan Kita tidak dapat mengimbanginya Kita akan cenderung memberikan
feedback ngangguk-nggangguk atau bahkan menunjukan rasa tidak nyaman secara non verbal.
 Dengan reaksi seperti itu, sahabat mu dapat sadar jika
Kamu tidak begitu mengerti atau tertarik terhadap topik pembicaraan yang dibahas.
 Nyatanya Kita tidak selalu menunjukan sifat dan sikap sesungguhnya terhadap orang lain. Ketika memiliki motif Kita cenderung melakukan hal yang kurang Kita sukai untuk mendapatkan atensi dari lawan bicara. Jadi sikap, serta gaya komunikasi selalu beradaptasi dengan lingkungan.


Referensi :
Bimo, (2017, September 02), Pakar Komunikasi. Dipetik Mei 10, 2020, dari Teori Akomodasi Komuniasi :https://pakarkomunikasi.com/teori-akomodasi-komunikasi

Comments

Popular posts from this blog

Menggali Sebab Ketidakadilan Gender

Salah Kaprah dalam Mengamalkan Sustainable Living

Hidup Bahagia dengan Berani Tidak Disukai